Pentingnya Penerapan Ilmu Material dan Metalurgi (Bahan-bahan Teknik) Bagi Kemajuan Industri di Indonesia
Sebelum jauh saya membahas materi yang saya sajikan ini, alangkah
baiknya saya jelaskan terlebih dahulu mengenai Material dan Metalurgi
itu sendiri. Pasti yang terngiang dibenak dan pikiran anda yang
mendengar kata material, adalah semen, pasir, bata, keramik dan
sebagainya (pokoknya yang ditoko bangunan itulah, hhe). Memang gak salah
sih, secara mindset itulah yang udah muncul dan berkembang dimasyarakat
bahkan dikalangan mahasiswa teknik sekalipun. tapi apakah itu benar??.
TIDAK!! sekali lagi itu tidak Tepat!!. ilmu material tidaklah sesempit
itu. Ilmu material adalah ilmu yang mempelajari semua jenis bahan di
dunia ini, yaitu logam, keramik, polimer, dan komposit (campuran dari 2
atau lebih material yang memunculkan materi baru dengan sifat unggul
tertentu). mulai dari struktur mikro, rekayasa material, sifat mekanik
dari material tersebut dipelajari dalam ilmu material ini. sedangkan
metalurgi adalah cabang dari ilmu material yang lebih mengfokuskan pada
material logam (metal).
Nah, udah ngerti semua kan apa itu Material dan Metalurgi? Hhe. Kenapa
saya mengangkat tema ini, ada yang tau gak sob? Hubungannya sama
Mechanical Engineering terus apa dong? Tenang sob, akan saya jelaskan
satu per satu.
- Pada Program Studi Diploma 3 Teknik Mesin, Universitas Diponegoro, terdapat mata kuliah yang menurut saya sayang banget kalo kalian lewatkan (khusus Mahasiswa Baru), yaitu Bahan-bahan Teknik yang diampu oleh beliau Bapak Ir. Sutomo M,Si.
- Masih jarangnya peminatan mahasiswa dalam Ilmu Material ini, padahal di Indonesia hanya ada 3 professor yang menggeluti bidang korosi dan analisa kegagalan material (Ilmu Material dan Metalurgi), karena bidang studi ini hanya ada di jurusan Teknik Material dan Metalurgi dan tidak menutup kemungkinan anak anak Teknik Mesin berkecimpung dalam hal ini, karena cakupan dalam bidang Teknik Mesin meliputi banyak bidang mulai dari Analisis Struktur, Material Teknik, Kinematika, Teknik Material dll. Dan tau gak siapa Professor yang pertama kali menggeluti bidang korosi yang notabene adalah bidang yang langka dan sangat terhormat di bidang engineer? ialah bapak Sulistijono, Ir., DEA., Dr., Prof.. dosen jurusan TMM ITS Surabaya. beliau mendapat gelar "bapak Korosi". (unik ya sob, hhe).
- Ada beberapa kakak senior kita yang berkecimpung dalam Industri Material yaitu di PT Krakatau Posco Cilegon, yang merupakan anak perusahaan dari PT Krakatau Steel. Jadi jika kalian berminat kerja dengan bayaran gede dan bisa Travelling ke luar negeri banyakin belajar ilmu material dan setelah lulus kuliah masukin lamaran kalian PT. Krakatau Posco, ataupun ke PT. Krakatau Steel.
Oke , saatnya masuk ke inti dari tulisan saya yang akan membahas
“Pentingnya penerapan Ilmu Material dan Metalurgi (Bahan-bahan Teknik)
bagi kemajuan industri di Indonesia”.
“The world without materials is nothing.” Sedikit mengutip dari tema
kunjungan industri FTUI 2010 tersebut seakan menunjukkan betapa
pentingnya material bagi dunia. Kalimat tersebut tidaklah berlebihan.
Kehidupan manusia memang akan selau berhadapan dengan material. Material
dapat ditemukan di mana saja dan kapan saja. Segala sesuatu yang ada di
sekitar kita adalah material. Bahkan, sejarah membagi peradaban dunia,
termasuk Indonesia berdasarkan material penunjang kehidupan manusia,
yaitu Zaman Batu dan Zaman Logam. Logam merupakan salah satu jenis
material. Ilmu metalurgi mempelajari jenis material ini. Childe (1950)
mengungkapkan bahwa pengetahuan metalurgi menjadi tolok ukur bagi
munculnya peradaban. Berbagai kemajuan sepanjang peradaban Indonesia
berkaitan erat dengan perkembangan ilmu metalurgi dan material. Material
merupakan penunjang kehidupan sepanjang peradaban manusia. Oleh karena
itu, penerapan Ilmu material sangat penting bagi kemajuan Indonesia.
Seiring dengan kemajuan teknologi, manusia menemukan teknik peleburan,
pencampuran, dan penempaan logam, yaitu ketika peradaban Indonesia
memasuki Zaman Logam. Hal ini membuktikan bahwa metalurgi berperan
penting dalam peradaban manusia. Seiring dengan kemajuan teknologi,
Indonesia memasuki Zaman Besi ketika mulai dikenal teknik pengolahan
logam besi. Akan tetapi, di Indonesia peralatan yang berasal dari besi
tidak banyak ditemukan. Peralatan yang ditemukan seperti mata kapak,
pisau, sabut, dan ujung tombak. Teknik pembuatan peralatan dari besi
lebih maju dibandingkan peralatan dari perunggu. Teknik pengolahan besi
merupakan dasar dalam Teknik Metalurgi karena besi dapat dibuat menjadi
baja yang banyak digunakan untuk membuat berbagai peralatan yang
diperlukan manusia. “Hampir tak ada satupun produk teknologi kita yang
tidak menggunakan unsur besi baik di dalam proses pembuatannya maupun
sebagai bagian dari bahan produk itu sendiri.”
Indonesia terus mengalami kemajuan peradaban, khususnya dalam bidang
teknologi. Perkembangan teknologi terjadi seiring dengan perkembangan
material, termasuk logam. Ilmu material mengajarkan kita bagaimana
mempelajari pengolahan logam dan desain berbagai material untuk aplikasi
tertentu berperan penting dalam kemajuan teknologi. Kita dapat
menganalisis mulai dari peralatan yang ada di sekitar kita, seperti
pisau dapur, gunting, sendok dan garpu, kabel listrik, serta ban. Selain
itu mempelajari pembuatan benda-benda tersebut. Untuk membuat
benda-benda tersebut, kita perlu mengetahui sifat-sifat material.
Sebagai contoh, stainless steel digunakan untuk membuat pisau dan
gunting karena stainless steel dapat ditempa hingga tajam dan memiliki
ketahanan terhadap korosi. Begitu pula untuk membuat sendok dan garpu
dengan menggunakan stainless steel. Sendok dan garpu dibuat dari logam
dengan proses casting dan stailess steel dipilih karena ketahanan
terhadap korosi. Sifat tembaga yang dapat menghantarkan panas mendasari
penggunaannya sebagai kabel listrik. Demikian pula dengan ban. Karet
digunakan untuk membuat ban karena memiliki sifat kuat dan elastis.
Selain benda-benda sederhana, Ilmu Material dan Metalurgi juga berperan
dalam pembuatan peralatan yang lebih modern, seperti mobil, pesawat
terbang, komputer, dan handphone. Meskipun benda-benda tersebut tidak
ditemukan oleh orang Indonesia, alat-alat tersebut sangat berpengaruh
bagi masyarakat Indonesia. Indonesia juga mulai memproduksi benda-benda
tersebut, meskipun masih bergantung pada impor dari luar negeri.
Pembuatan benda-benda tersebut menggunakan teknik yang lebih rumit dan
material yang lebih kompleks. Komponen-komponen dari benda-benda
tersebut menggunakan material dan logam sesuai dengan sifat yang
dibutuhkan. Komponen mobil sebagian besar terbuat dari baja, pesawat
terbang terbuat dari aluminium, sedangkan komponen komputer dan
handphone terbuat dari material semi konduktor. Akan tetapi, material
tersebut bukanlah satu-satunya material yang digunakan. Pembuatan
benda-benda tersebut menggunakan beberapa jenis material sesuai dengan
sifat yang diperlukan pada bagian tertentu.
Pemerintah melalui Kementrian Perindustrian menyiapkan anggaran Rp45,9
miliar untuk program revitalisasi dan penumbuhan industri material dasar
logam. Hal ini membawa angin segar bagi pertumbuhan industry material
yang ada di Indonesia. Seyogyanya kesempatan ini bisa di manfaatkan
secara maksimal oleh kaum intelektual yang mumpuni dalam bidang industry
material sehingga terciptanya lapangan pekerjaan demi kemajuan industry
dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Anggaran yang disediakan pemerintah
akan digunakan untuk kegiatan penyusunan, penerapan, serta pengawasan
standar nasional Indonesia (SNI) dan rancangan standar nasional
Indonesia (RSNI) produk industri material dasar logam.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Penerapan Ilmu
Material dan Metalurgi sangatlah penting bagi kemajuan Industri di
Indonesia. Sebagai contoh Negara Jerman yang merupakan Negara Industri
yang kuat, industry besi dan baja adalah industry unggulan dari negara
tersebut. Penerapan ilmu tersebut harus diimbangi oleh SDM yang
berkompeten di bidang Material dan Metalurgi, salah satunya adalah
lulusan dari Teknik Material dan Metalurgi dan Teknik Mesin.